BAWÖLATO, NBC — Masyarakat
dan keluarga korban mendesak pihak Kepolisian Resor Nias segera
mengungkap dan menangkap pelaku pembunuhan terhadap Faonasökhi Lase,
warga Desa Hilihoru, Kecamatan Bawölato, Kabupaten Nias.
“Kita senang pihak kepolisian bisa mengetahui dengan cepat identitas
korban dan diserahkan kepada keluarganya. Namun, lebih senang lagi kalau
yang ditemukan adalah pelakunya. Polres Nias harus segera mengungkap
dan menangkap siapa pelaku dan apa motif pembunuhan sadis itu,” ujar
salah seorang warga Nias, yang tidak ingin disebut namanya, lewat sebuah
surat elektronik yang dikirim ke email redaksi NBC.
Hal yang sama disampaikan sepupu korban, Bazatulö Lase, saat
menjemput jenazah dari RSU Gunungsitoli, Sabtu (31/8/2013). “Kami
berharap polisi segera menangkap siapa pelaku pembunuhan Faonasökhi.
Selama ini, kami sebagai keluarga, tidak pernah mendengar korban
memiliki masalah dengan orang lain. Kami percaya, pihak kepolisian pasti
dalam waktu dekat akan mengungkap pelaku pembunuhan ini,” kata Bazatulö
kepada NBC.
Bazatulö menginformasikan, hampir sebulan terakhir ini korban —yang
sudah hampir 10 tahun tinggal di desa istrinya, Desa Ombölata, Kecamatan
Alasa, Nias Utara—kembali ke Bawölato karena menjadi buruh proyek
pembangunan jalan di Desa Sisarahili.
Periksa Sejumlah Saksi
Hingga kini pihak Polres Nias terus bekerja dan melakukan
penyelidikan dan penyidikan atas kasus kriminalitas ini. Kepala
Kepolisian Sektor Idanögawo AKP Eduward Silaban menyatakan telah
memeriksa sejumlah saksi.
“Guna memastikan siapa pelaku, kami telah memeriksa beberapa saksi,
antara lain teman korban berinisila AL. AL diketahui membawa korban dari
Sisahili Bawölato menuju Idanögawo pada hari Rabu 28 Agustus 2013.
Saksi lainnya adalah pemilik kebun, tempat korban ditemukan, yaitu AD.
Kami masih belum memastikan siapa pelakunya. Tunggu saja. Kami akan
usut,” ujar Eduward Silaban.
Seperti diketahui, korban ditemukan seorang warga di sebuah kebun di
Dusun 3, Desa Tiga Serangkai, Kecamatan Idanögawo, Kabupaten Nias,
Kamis (29/8/2013).
Pada berita NBC sebelumnya, Kepala Polres Nias AKBP Juliat Permadi
Wibowo mengaku pihaknya sedang menyelidiki kasus pembunuhan ini.
Disampaikan Eduward, identitas korban yang sebelumnya masih tidak
dikenal, diketahui setelah pihak kepolisian menemukan kartu telepon
seluler di saku korban.
“Dari kartu telepon seluler yang ditemukan di saku korban itu
akhirnya bisa diketahui siapa keluarga korban, Faonasökhi, Jumat
(30/8/2013),” kata Eduwar kepada NBC di ruang kerjanya di Mapolsek
Idanögawo.
Dijelaskan Eduward, setelah kami cek, ternyata dalam kartu tersebut
tersimpan nama istri korban. Setelah dihubungi dan ternyata, kata
Eduward, dapat tersambung dengan istri korban, IA, yang beralamat di
Desa Ombölata, Kecamatan Alasa, Kabupaten Nias Utara. “Dari IA kami
peroleh informasi, keluarga besar suaminya berada di Desa Hilihoru,
Kecamatan Bawölato, Kabupaten Nias,” ujarnya.
Semula pihak kepolisian tidak terlalu yakin dengan penuturan IA.
Namun, setelah di cek silang dengan keluarga korban di Hilihoru,
akhirnya pihak keluarga dipersilakan menjemput jenazah Faonasökhi di
ruang penitipan mayat di RSU Gunungsitoli.
Sementara itu, dari Eduward diperoleh informasi bahwa hasil
pemeriksaan pihak kepolisian, pada tubuh korban ditemukan 10 luka yang
cukup besar dan menganga, yang diduga akibat bacokan benda tajam. Luka
tersebut, antara lain, di bagian tengah hidung, pipi, leher bagian
belakang, leher bagian depan, dada sebelah kanan, siku sebelah kiri,
telapak tangan sebelah kiri putus, tangan sebelah kanan, paha, dan
betis.
“Dari kondisi luka seperti itu, jumlah pelaku penganiayaan terhadap korban kami prediksi lebih dari satu orang,” kata Eduward
Dijemput Keluarga
Dengan dibantu mobil ambulans milik salah satu partai politik, hari
Sabtu, keluarga menjemput jenazah korban di ruang penitipan jenazah RSU
Gunungsitoli.
“Jenazah korban kami bawa ke Desa Hilihoru untuk dikebumikan pada
hari Minggu (1/9/2013). Setelah istri tiba, jenazah langsung
dikebumikan,” kata Bazatulö Lase.
Menurut Bazatulö, pihak keluarga sangat terbantu dengan uluran tangan
dari para dermawan yang berbaik hati mengantarkan jenazah hingga ke
kampung halaman korban serta memberikan biaya di RSU Gunungsitoli.
“Atas kebaikan hati dan bantuan yang diberikan, atas nama keluarga
korban, kami menghaturkan terima kasih,” ujar Bazatulö dengan mata
berkaca-kaca. [NDH]
Sumber: Nias-Bangkit