Senin, 11 November 2013

SBY Menyindir Jokowi soal Macet, Merendahkan Wibawa Presiden RI

Jakarta,  – Pernyataan Presiden SBY yang menyindir Gubernur Jokowi soal macet tanpa terlebih dahulu menjelaskan kontribusi pemerintah pusat dalam pembangunan infrastruktur  Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, merendahkan wibawa jabatan Presiden RI.
                
“Tindakan SBY yang mendegradasi wibawa Presiden RI, harus diakhiri, dengan menjelaskan kontribusi pusat kepada DKI. Jika tidak, wibawa jabatan Presiden RI semakin jatuh,” tegas Syafti Hidayat, Ketua Forum Masyarakat Antikorupsi Nusantara (Formantara) di Jakarta Senin 11/11.
                 
Syafti mengatakan, tindakan SBY yang sudah berkali-kali merendahkan wibawa jabatan presiden, harus segera diakhiri. Janji-janji yang diralat sendiri, juga merendahkan jabatan presiden. Sikap demikian tidak mendidik masyarakat, maka SBY perlu segera koreksi.
                 
Adalah SBY sendiri yang mengatakan indentitas Bunda Putri segera diungkap dalam satu dua hari, tetapi kemudian diralat. SBY menyuruh dan mengijinkan beberapa menteri mengikuti Konvensi Demokrat, setelah konvensi meminta mengundurkan diri, tetapi kemudian disuruh bekerja.
                 
Sekembali dari lawatan luar negeri, SBY “pura-pura” soal daging sapi yang membubung tinggi dan menilai para menteri tidak mempunyai kepekaan, tetapi sampai sekarang harga daging sapi tak kunjung turun.
                 
“Supaya masyarakat jangan menduga sindiriran SBY kepada Jokowi hanya karena calon yang didukung SBY justru kalah dalam pemilihan Gubernur DKI, lebih baik SBY menjelaskan konstribusi pusat dalam pembangunan DKI Jakarta,” katanya.
                 
Syafti mengatakan demikian, SBY sudah 9 tahun menjadi presiden, sejak jaman Sutiyoso dan Fauzi Wibowo. “Selama 9 tahun ini ke mana saja? Kenapa baru sekarang bicara kemaceten? Ini hanya bisa dijawab SBY sendiri.”
                 
Masyarakat juga bisa menduga-duga, jangan-jangan “serangan” SBY kepada Jokowi, karena karena elektabilitas Jokowi mengalahkan keseluruhan elektabilitas total peserta Konvensi Demokrat. Supaya masyarakat jangan beropini lebih jauh, SBY harus menjelaskan pernyataan.
                 
Masyarakat menanti penjelasan kontribusi pusat kepada DKI. Jika ada kontribusi yang tidak dilaksanakan DKI Jakarta dengan benar, maka SBY bisa menegur dan bisa memberi solusi. “Bicara seperti bukan orang berpendidikan, kan jadi lucu,” tegas Syafti Hidayat. (RJ)


Pengunjung Seminggu Terakhir

LOWONGAN PEKERJAAN

Dibutuhkan Wartawan BeritaNias.Com
Silahkan Email Lamaran Anda
CV Anda ke redaksi.

Email ke: kabarnias@gmail.com
item